Semakin terbatasnya lahan di Surabaya membuat konstruksi gedung harus mampu memanfaatkanlahan yang ada semaksimal mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun ruang bawah tanah atau basement. Basement biasanya digunakan untuk tempat parkir kendaraan bermotor maupun tempat ground water tank dan sewage treatment plant (Karyadi & Wibowo, 2010).
Pekerjaan galian tanah memiliki beberapa tahapan pekerjaan, mulai dari proses perencanaan sampai pada pelaksanaan pekerjaan galian tanah yang meliputi pekerjaan persiapan, penggalian dan pemindahan tanah (BS 6031:1981). Kontraktor yang melaksanakan pekerjaan galian tanah harus memiliki tanggung jawab terhadap aspek lingkungan.Aspek lingkungan tercantum dalam berbagai standar. Dari berbagai standar yang ada, tentu kontraktor memiliki pandangan tersendiri tentang aspek lingkungan apa yang harus diperhatikan saat melaksanakan pekerjaan galian tanah pada basement. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kontraktor saat melaksanakan pekerjaan galian tanah basement terhadap aspek lingkungan dan mengetahui tahapan pekerjaan galian tanah basement yang paling dominan menurut kontraktor berkaitan dengan aspek lingkungan.
Tahapan Perencanaan Galan Tanah
Menurut Code of Practice for Earthworks (BS 6031:1981) dan Standar Nasional Indonesia
(SNI) no. Pt.T-39-2000-A tentang Tata Cara Penggalian pada Pekerjaan Tanah, hal utama yang harus diperhatikan adalah stabilitas penggalian baik saat menggunakan lereng ataupun dinding penahan tanah. Lereng penggalian harus di desain sesuai dengan kondisi tanah yang ada. Perkuatan lereng yang dapat dilakukan antara lain dengan menanami lereng dengan tanaman ataupun aspal pada lereng tanah yang berpasir. Untuk proses penggalian yang menggunakan dinding penahan, dinding penahan tanah juga harus di desain sesuai dengan karakteristik tanah di area proyek. Environmental Guidelines for Major Construction Site (1996) yang dipublikasi oleh EPA dan A Guide to Green Construction Practices (n.d.) yang dipublikasi oleh Hong Kong Productivity Council (HKPC) menekankan pentingnya perencanaan penanganan limpasan air hujan di area proyek. Selain itu, HKPC menyarankan pentingnya merencanakan sirkulasi kendaraan berat keluar masuk proyek.