Dalam pelaksanaan pembuatan pondasi staal, terlebih dahulu harus dilakukan penggalian tanah sepanjang tembok sesuai gambar denah bangunan berupa parit-parit. Apabila letak kedalaman tanah baik/kuatantara 0,80 – 2,00 m, penggalian parit-parit tidak mengalami kesukaran. Tetapi kalau letak kedalaman tanah baik sampai 2,50 – 3,00 m, maka penggalian parit tidak menguntungkan lagi. Oleh karena itu digunakan pondasi dengan konstruksi lain, yaitu yang disebut pondasi pijler. Bahan dari pondasi pijler dapat menggunakan :
a. pasangan batu merah
b. pasangan batu kali
c. beton batu kali, yaitu pasangan batu kali dengan perekat/spesi dari beton. Bentuk dari pondasi pijler berupa pyramida terpancung.
Pondasi pijler dibuat pada sudut-sudut bangunan, pertemuan temboktembok. Jarak antara pijler yang satu dengan yang lain diambil ? 3,00
BENTUK PONDASI PIJLER
Tampak Atas Tampak
Proyeksi 11 m rata-rata (2,50 – 3,50m). Diatas pondasi pijler diletakkan balok sloof, seperti halnya pada perkembangan konstruksi pondasi staal.
Ukuran dari pondasi pijler tidak sama besar, artinya untuk tembok bagian luar yang mempunyai beban/muatan besar ukuran pondasi pijler juga lebih besar dibandingkan dengan ukuran pondasi pijler yang memikul tembok bagian dalam. Juga ukuran pijler yang ini tergantung dari jarak antara pijler yang satu dengan yang lain. Tetapi untuk memudahkan dalam pelaksanaan, ukuran pijler-pijeler pada temboktembok luar diambil sama besar dan sebagai dasar ditetapkan ukuran hasil perhitungan yang terbesar.
Balok sloof dipindahkan ke atas sebagai pengganti dari trasraam bagian bawah (di bawah lantai), sedang pasangan pondasi pijler dinaikkan.
Balok sloof dipindahkan ke atas seperti perkembangan pertama, tetapi pasangan pondasi pijler tidak dinaikkan. Untuk menahan tekanan tanah/pasir di bawah lantai, konstruksi balok sloof yang tidak diatas pijler dapat dibuat lebih tipis.
Pondasi pijler dapat pula dihubungkan dengan lengkung-lengkung dari pasangan batu merah, jadi tidak dihubungkan dengan balok sloof. Konstruksi jenis ini sebenarnya merupakan konstruksi pondasi pijler yang mula-mula dikenal sebelum orang mengetahui konstruksi dengan menggunakan beton bertulang. Bentuk lengkung penghubung ini ada dua macam, yaitu lengkung segment (tembereng) dan lengkung setengah lingkaran.
Untuk lengkung penghubung tembereng, pada sudut-sudut bangunan harus diberi perkuatan untuk menahan gaya-gaya keluar Sedang pada lengkung penghubung setengah lingkaran tidak diperlukan perkuatan, karena arah gaya ada yang hanya berupa tegak/vertikal (V).