Hanya ada 200 Unit Rumah Subsidi di Yogya Tahun 2018

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Setelah tiga tahun terakhir tidak ada supply rumah bersubsidi di Yogyakarta, pada tahun 2018 dipastikan ada 200 unit rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). “Untuk tahun ini ada, namun hanya 5% dari kebutuhan saja, atau sekitar 200 unit rumah,” kata Ketua Real Estat Indonesia (REI) DPD DIY,” Rama Adyaksa Pradipta, Selasa (9/1/2018).

Baca juga : Memilih Kontraktor Yogyakarta

Rama menyatakan, pasar menengah kebawah di Yogyakarta kian membesar. Indikatornya, bukan hanya kebutuhan terhadap perumahan yang tinggi, permintaan terhadap kendaraan roda empat juga besar. ”Apalagi, dengan jumlah usia produktif di segmen menengah yang banyak, pengaruhnya terhadap upaya pemenuhan kebutuhan hidup paling mendasar besar,” jelasnya.

Karena itu, permintaan properti di segmen tersebut diperkirakan masih besar. Khususnya properti bersubsidi yang pasarnya adalah warga lokal. Pengaruh segmen itu terhadap pertumbuhan perekonomian juga besar.

“Segmen di bawahnya terbilang besar. Kebutuhan tersebut diakomodasi melalui penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” ujarnya. Namun, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan di segmen tersebut, pembayaran harus ditopang dengan suku bunga KPR.

Karena itu, permintaan properti di segmen tersebut diperkirakan masih besar. Khususnya properti bersubsidi yang pasarnya adalah warga lokal. Pengaruh segmen itu terhadap pertumbuhan perekonomian juga besar. “Segmen di bawahnya terbilang besar. Kebutuhan tersebut diakomodasi melalui penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah,” ujarnya.

Namun, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan di segmen tersebut, pembayaran harus ditopang dengan suku bunga KPR. ”Dengan suku bunga acuan Bank Indonesia yang terus turun, suku bunga KPR bisa single digit,” ujarnya.

Sektor lain yang bisa menopang properti ke depan adalah keberadaan infrastruktur. Tingginya harga lahan di perkotaan mendorong masyarakat kelas bawah membeli hunian di pinggiran kota. ”Nah, ini perlu moda transportasi pendukung,” tegasnya.

sumber:  tribun jogja
 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *