Teknik Pengerjaan Plesteran

A. PIesteran Pada Dinding Lurus
M learn-macam permukaan dinding yang akan diplester dapat berupa di’ ding bata, dinding bataco, dinding batu, dinding beton, dan dinding kan

1. Persiapan pemelesteran dinding
Permukaan dinding yang akan diplester harus dipersiapkan terlebih dahulu, terutama bila dinding itu kotor oleh korotan-kotoran seperti debu atau lumut yang akan menguragi kualitas daya rekat plesteran terhadap dinding. Permukaan dinding yang demikian harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara disikat atau bila perlu dikorek. Kemudian dibasahi dengan air yang cukup, tetapi tidak sampai penuh air. Karena bila jenuh air akan mengalami kesulitan pada waktu diplester, dari permukaan didinding nanti akan keluar air dan plesteran yang dihamparkan akan terlepas. Bila permukaan sinding itu diperkirakan halus, permukaan yang demikian perlu dikasarkan lebih dahulu sengan menyebarkan selapis tipis campuran pasir semen portland yang dicampur air agar encer (dikamprot). Dengan penyebaran selapis tipis campuran tersebut akan menghasilkan permukaan kasar dan akan menjadi kunci pengikat plesteran yang akan dihamparkan kemudian.

  Persiapan pemelesteran dinding bata, dinding batu, dan dinding bataco pengerjaannya sama, kecuali untuk persiapan dinding kayu. Persiapan pada dinding kayu sebelum diplester permukaan dinding dilapisi dengan lembaran anyaman kawat yang dipakukan pada dinding kayu untuk mendapatkan kunci ikatan plesteran dengan permukaan dinding kayu.

2. Menentukan Ketebalan plesteran
Ketegakan permukaan dan kerataan dinding sangat menentukan tebal plesteran yang akan dibuat. Tebal plesteran yang balk bila plesteran itu mempunyai ketebalan kurang lebih 1 (satu) cm. Bila permukaan dinding tidak tegak lurus akan diperoleh tebal plesteran yang tidak sama tebal antar plesteran bagian bawah dan bagian atas. Untuk mengetahui permukaan dinding yang akan diplester tegak lurus atau tidak dan rata atau tidak, maka sebelum menentukan ketebalannya pekerjaan yang ahrus diperhatikan oleh tukang plester, memasang paku pada kedua ujung dinding bagian atas, untuk menggantungkan unting-unting.

plesteran
plesteran

Alat yang dibutuhkan untuk menentukan ketebalan plesteran adalah : Palu, paku benag, meteran, dan unting-unting.
Langkah kerja untuk menentukan ketebalan plesteran adalah tancapkan paku pada titik A dan titik B sampai kuat.
 Gantungkan unting-unting bebas dari permukaan dinding. Pasang paku pada titik C
tandai pada paku A dan paku C
Ganti unting-unting dengan benang
 Ukur jarak antara permukaan dinding dari benang, pindahkan
ukuran tadi pada paku B.
 Gantungkan unting-unting pada B tepat pada tanda.
 Pasang paku D, ben tanda sesuai dengan benang unting-unting. Ukur dari benag pada paku A terhadap dinding,          bagitu pula
pada paku C, paku B, dan pada paku D.
 Tentukan tebal plesteran dengan ketentuan jarak benang terhadap
permukaan dinding yang paling dekat.

3. Pembuatan Kepala Plesteran (DOT)
Untuk pekerjaan plesteran yang termasuk kelas yang baik, yaitu yang diharapkan permukaannya tegak lurus, dan rata, maka permbuatan dot hams direncanakan sebaik-baiknya. Terutama hams dipilih bahan-bahan yang mudah disediakan. Dot dapat dibuat dari bahan ba,mbu dan semen portland. Bila menggunakan bahan dari bambu sebagai kepala plesteran clan bahan spesi sebagai bahan perekatnya, dot-dot itu hams dibiarkan mengering dan memakan waktu. Pembuatan jalur tidak dapat diteruskan apabila dotnya dalam keadaan bsah. Kepala plesteran uyang dibuat dari bahan semen portland, dengan jalan mencampur semen dengan air yang cukup kekentalannya kemudian dilekatkan pada dinding.

     Apabila bahan dot itu masih lembek, agar cepat pengeringannya, dot itu dapt ditaburi semen kering, sehingga air yang ada pada campuran dot tadi dapat diisap oleh semen kering. Bagian semen pengering tadi dikupas kembali kemudian dilakukan penambahan ketebalan sampai mencapai ketebalan yang diinginkan. Dot semen portland ini akan memuaskan karena pada saat itu juga dot-dot dapat dilanjutkan untuk pembuatan jalur-jalur plesteran.
Alat-alat yang digunakan untuk membuat dot dari bahan semen portland ialah : meteran, blok ukuran, smoll tool, hawk, ember air, dan meja plesteran.

Cara membuat dot dari bahan semen portland adalah sebagai berikut
1) Siapkan alat dan bahan untuk membuat dot
2) Letakkan bahan dot pada posisi benang horizontal, dengan ukuran kurang lebih 5 x 5 cm dengan menggunakan smoll tool
3) Tahurkan semen kering untuk mengeringkan permukaan dot. Kupas semen pengering.
4) Ukur permukaan dot dari benang dengan menggunakan blok ukuran.
5) Tambah tebal dot dari bila ukurannya belum mencapai ketebalan yang direncanakan
6) Cek ketegakan dot
7) Perbaiki permukaan dot
8) Iris bagian sisi dot berbentuk limas terpacung.

dindig
dinding

4. Pembuatan Jalur-jalur
Jalur-jalur kepala adalah jalur yang dibuat dari bahan spesi yang komposisi campurannya sama dengan bahan plesteran dinding yang dipergunakan untuk menutup permukaan dinding bata. Jalur-jalur kepala dibuat untuk tujuan pembuatan permukaan plesteran yang lurus, tegak lurus dan rata. Maka pada waktu pembuatan jalur-jalur kepala hams selelu memperhatikan permukaan dot-dot yang dibuat. DOt tidak boleh tergannggu oleh penambahan ketebalan dari bahan plesteran yang dihamparkan di sampingnya. Permukaan dot hams selalu kelihatan, tetapi tidak boleh teriris oleh mistar penggiris. Karena bila terjadi pengirisan atau tertutup oleh bahan plesteran, jalur-jalur

yang dibuat akan terjadi penambahan ketebalan plesteran, mungkin akan lebih tebal dari permukaan yang telah di tetapkan, mungkin pula akan lebih tipis. Ukuran lebar jalur dapat lebih besar dari ukuran dot atau sama sengan ukuran dot, tetapi bila sama dengan ukuran dot ada kemungkinan mudah lepas.
Jalur-jalur kepala dapat dibuat secara horizontal dan dapat juga dibuat secara vertikal. Untuk permukaan dinding yang lurus dan permbuatan jalur kepala dengan horizontal akan lebih menguntungkan bila permukaan dinding yang akan diplester tingginya 3 meter sedangkan panjangnya relatif panjang lebih dari 3 meter, maka permbuatan jalur dapat dibagi menjadi tiga buah jalur, sedangkan pembuatan jalur-jalur secara vertikal kita hams membuat jalur kelapa lebih dari 3 buah.

Adapun cara membuat jalur kepala horizontal dan vertikal adalah sebagai berikut :
a. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan jalur-jalur adalah sebagai berikut :
1) Roskam baja
2) Hawk
3) Mistar penggiris
4) Waterpass
5) Meja plesteran
b. Bahan yang dipergunakan untuk pembembuatan jalur kepala adalah sebagai berikut :
1) Kapur 3) Pasir pasang
2) Semen portland
c. Cara pembuatan jalur kepala adalah :
1) Siapkan bahan plesteran secukupnya
2) Siapkan seperangkat alat pekerjaan plesteran
3) Pergunakan roskam baja dan hamparkan spesi di antara dot dan sampai sama tebalnya dengan dot.
4) Iris permukaan jalur kepala sampai persis sama dengan permukaan dot.
5) Isi bagian-bagian yang masih belum rata dengan spesi

diding fertikal
diding vertikal

6) Iris kembali
7) Cek atau periksa kerataannya
8) Lakukan pekerjaan seperti di atas untuk yang lain
9) Cek ketegakan jalur yang ada di atas dan jalur kepala yang ada di bawahnya.
10) Perbaiki ketegakannya bila keadaan jalur tidak dalam posisi tekak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *